Mempersoalkan Karunia Tuhan

Resensi Buku : Big Size

Judul : Big Size ; sebuah novel tentang Keperkasaan Lelaki
Penerbit : Akoer
Penulis : Wibi AR
Tebal : 164 hal
Harga : 49.500

Hal apakah yang bisa membuat seorang lelaki merasa rendah diri? Salah satunya yang diangkat oleh penulis dalam menjawab pertanyaan tersebut adalah ukuran alat vital. Tapi apakah benar begitu? Di dalam buku ini, ukuran alat vital seorang remaja berusia 19-an tahun (mahasiswa) tiba-tiba menjadi isu yang sangat sentral dan tanpa malu-malu dikemukakan oleh penulis. Kehidupan remaja yang terkesan liar dan terbuka soal hubungan seksual antar jenis pun diceritakan dengan gamblang. Bagaimana Dodi dan Lasimin "ngerjain" Lasimin di sebuah cafe remang-remang contohnya. Bodohnya, entah yang ditulis ini generasi anak muda golongan mana, mereka rupanya belum mengenal kondom. Padahal generasi MTV saat ini sangat gencar mendapat isu soal AIDS dan kesehatan reproduksi sehingga tak jarang di dompet mereka "nyelip" sebungkus dua bungkus kondom. 'Gak percaya? Geledah saja mereka.

Tapi maaf, bukan bermaksud mendiskreditkan generasi muda, tetapi di buku ini pun banyak pernyataan yang bernada merendahkan pengetahuan anak muda bahkan cenderung rasial. Lihatlah ejekan mengenai "muka Jawa" pada Lasimin si tokoh utama. Kemudian pernyataan yang cukup ngasal mengenai kehidupan seksual remaja di Jakarta yang menyebutkan banyak gadis yang tidak perawan, pemuda yang sudah mengenal gaya pacaran yang sudah sedemikian bebas. Lebih baik jika penulis sedikit mengambil data dari sebuah laporan kesehatan reproduksi remaja misalnya sebagai dukungan terhadap pernyataan seperti itu.

Lebih lagi sebagai sebuah fiksi, nampak jelas sekali bahwa penulis terkesan bermain-main dengan alur ceritanya. Di pertengahan buku dikemukakan Lasimin yang akhirnya memutuskan berhenti mengurut alat vitalnya karena kecewa tidak ada perubahan selama 7 bulan itu, demikian juga dengan Elis yang tiga bulan diurut Lasimin tidak ada tanda-tanda perubahan di tubuhnya. Tiba-tiba di ending cerita, Lasimin berbahagia melihat Elis yang berteriak soal ukuran alat vitalnya yang sebesar burung Garuda!

Ada kemungkinan, buku ini memang diniatkan untuk mengisi celah buku novel humor yang sedang diminati. Maklumlah banyak dari kita yang terancam stress di perkotaan gara-gara pekerjaan di kantor, usaha yang menurun, lalulintas yang padat, hingga perlu hal-hal ringan yang bisa jadi tidak perlu masuk akal. Di luar dari itu, ada sisi positif dari buku ini yang bisa diambil ; 1. Kehidupan seksual remaja kita yang patut diperhatikan, 2. Olahraga bisa mengalihkan hal-hal yang demikian, dan 3. bagaimanapun wujud fisik kita, sudah selayaknya kita nikmati dan syukuri sebab itu karunia Tuhan. Dan 4. Bagaimana pun lingkungan tempat kita tinggal, sudah sepatutnya kita bertahan dengan cara pandang kita sendiri.

Persoalannya, dengan isi buku ini apakah nilai-nilai tersebut dapat ditangkap pembaca?


Dedy Tri Riyadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan-Pesan Subliminal dan Penyair Sebagai Medium

Penyair sebagai Saksi dan/ atau Puisi Sebagai Kesaksian - Ulasan Buku "Nanas Kerang Ungu" Ferdi Afrar

Malaikat Cacat